Senin, 21 Desember 2009

Keotentikan Hadis

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan dunia yang serba modern ini pastilah akan mempengaruhi semua bagian kehidupan ini, tak luput juga pasti akan mempengaruhi bidang keagamaan. Hal ini dapat kita lihat dari adanya istilah modernisasi agama. Bagaimanapun juga agama harus bersifat dinamis dan tidak bersifat statis.
Dalam bidang agama Islam sendiri hal itu mempengaruhi berbagai segi keilmuan termasuk mengenai ilmu hadis. Apalagi sekarang ini banyak pemikir barat yang sengaja mempelajari keilmuan Islam untuk mencari kelemahan Islam. Termasuk dalam bidang hadis, ilmu mendapat perhatian khusus dari para permikir barat tersebut atau yang biasa disebut kaum orientalis, mereka menyebar hasil pemikiran mereka yang melencong mengenai keotentikan hadis-hadis Nabi.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan sedikit mengenai keotentikan hadis dan pendapat para tokoh mengenai keotentikan hadis-hadis Nabi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pada khalayak umumnya.

BAB II
PERMASALAHAN

Permasalahan yang sedang menimpa Islam sangatlah kompleks. Hal ini dapat kita lihat pada adanya penyerangan besar-besaran terhadap Islam baik dari segi fisik maupun non-fisik. Dari segi fisik misalnya perang yang melanda umat Islam di Palestina, sedangkan dari segi non-fisik berupa perang pemikiran atau yang biasa disebut ghozul fikr yaitu adanya penelitian-penelitian para pemikir barat tentang Islam yang bertujuan untuk mencari kelemahan Islam. Terutama dalam bidang Ilmu Hadis, keilmuan ini mendapat perhatian khusus oleh para orientalis setelah mereka tidak mampu mengungkap kelemahan-kelemahan kitab suci Al-Quran.Para orientalis tertarik dengan keotentikan hadis-hadis Nabi apakah benar-benar berasal dari Nabi atau hanyalah buatan umat Islam setelah Nabi wafat.

BAB III
PENGERTIAN HADIS
dan SEJARAH KODIFIKASI HADIS

A. Pengertian Hadis
Menurut Dr. Mahmud Ath-Thohan dalam kitabnya yang berjudul “Taysir Mustholih Al-hadits”, hadits berdasarkan pengertian etimologis adalah baru (jadid) sedangkan menurut istilah hadits berarti segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW baik dari perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat .